Menurut para ulama, ada beberapa cara Nabi Muhammad Saw. menerima wahyu dari Allah Swt. Menurut Imam As-Suhaily, sebagaimana disebutkan oleh Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy dalam buku Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, ada enam cara wahyu diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw., yaitu sebagai berikut.
- Melalui mimpi;
- Dihembuskan langsung ke dalam jiwa;
- Seperti bunyi gemerencing lonceng yang sangat keras;
- Malaikat menampakkan dirinya dengan wujud seorang laki-laki yang elok rupanya;
- Malaikat Jibril A.S. menampakkan dirinya dengan wujud aslinya yang mempunyai enam ratus sayap;
- Allah Swt. berbicara dengan Nabi Muhammad Saw. dari balik hijab.
Berdasarkan penjelasan tersebut, malaikat Jibril A.S. turun membawa wahyu kepada Nabi Muhammad Saw. dengan tiga cara, yaitu sebagai berikut.
a. Menampakkan wujud aslinya
Muncul di hadapan Nabi Muhammad Saw. dalam rupa aslinya, berwujud cahaya yang mempunyai enam ratus sayap.
b. Menyamar sebagai seorang laki-laki
Muncul dalam wujud seorang laki-laki yang menyampaikan wahyu kepada Nabi Muhammad Saw. sehingga beliau menangkap, memahami, dan menghafal apa yang diwahyukan. Pernah suatu saat malaikat Jibril A.S. datang kepada Nabi Muhammad Saw. dengan menyerupai Dihyah Ibnu Khalifah.
c. Tidak tampak, hanya terdengar suara gemuruh seperti gemerincingnya lonceng.
Malaikat tanpa menampakkan dirinya, tetapi dalam keadaan "khafiy" (tidak dapat dilihat) sehingga Nabi Muhammad Saw. tampak bagaikan koma. Keadaan tersebut sebenarnya bukan koma, tetapi keadaan sedang tenggelam dalam perjumpaan dengan malaikat yang bersifat rohani sehingga keadaan Nabi Muhammad Saw. terlepas dari keadaan manusia pada umumnya.
Secara keseluruhan Al-Qur'an diturunkan melalui perantaraan malaikat Jibril. Artinya, bentuk wahyu Al-Qur'an adalah bentuk wahyu yang paling tinggi. Dalam surah Asy- Syu'arā' ayat 192–196, Allah Swt. berfirman sebagai berikut.
وَاِنَّهٗ لَتَنْزِيْلُ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ ۗ - ١٩٢ نَزَلَ بِهِ الرُّوْحُ الْاَمِيْنُ ۙ - ١٩٣ عَلٰى قَلْبِكَ لِتَكُوْنَ مِنَ الْمُنْذِرِيْنَ ۙ - ١٩٤ بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُّبِيْنٍ ۗ - ١٩٥ وَاِنَّهٗ لَفِيْ زُبُرِ الْاَوَّلِيْنَ - ١٩٦
Artinya:
"Dan sungguh, (Al-Qur'an) ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan seluruh alam. (192) Yang dibawa turun oleh Ar-Rüh Al-Amin (Jibril), (193) ke dalam hatimu (Muhammad) agar engkau termasuk orang yang memberi peringatan, (194) dengan bahasa Arab yang jelas. (195) Dan Sungguh (Al-Qur'an) itu (disebut) dalam kitab-kitab orang yang dahulu. (196)” (Q.S. Asy-Syu'ara'/26: 192–196)
Para ulama berbeda pendapat tentang cara malaikat menerima dan menurunkan Al-Qur'an karena hal tersebut termasuk hal yang gaib. Boleh jadi malaikat yang menerimanya langsung dari Allah Swt. lalu diturunkannya kepada Nabi Muhammad Saw. atau malaikat itu menghafalkan Al-Qur'an yang berada di Lauhul Mahfüz kemudian diturunkannya kepada Nabi Muhammad Saw.
Para ulama juga berbeda pendapat tentang apa yang diturunkan tersebut, yaitu sebagai berikut.
- Pendapat pertama, bahwa apa yang diturunkan tersebut berisi lafal dan makna. Malaikat Jibril A.S. menghafal Al-Qur'an dari Lauhul Mahfuz, lalu menurunkannya;
- Pendapat kedua, malaikat Jibril A.S. menurunkan maknanya saja. Kemudian Nabi Muhammad Saw. memahami makna-makna tersebut, lalu beliau mentakbirkan dengan bahasa Arab.
- Pendapat ketiga, malaikat Jibril A.S. menerima dari Allah Swt. dalam makna dan menta'birkannya dengan bahasa Arab, lalu diturunkannya kepada Nabi Muhammad Saw.


0 Komentar