Ada beberapa cara wahyu Allah Swt. diturunkan kepada hamba pilihan-Nya. Dalam surah Asy-Syura' ayat 51 dijelaskan sebagai berikut.
وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ اَنْ يُّكَلِّمَهُ اللّٰهُ اِلَّا وَحْيًا اَوْ مِنْ وَّرَاۤئِ حِجَابٍ اَوْ يُرْسِلَ رَسُوْلًا فَيُوْحِيَ بِاِذْنِهٖ مَا يَشَاۤءُ ۗاِنَّهٗ عَلِيٌّ حَكِيْمٌ - ٥١
Artinya:
"Dan tidaklah patut bagi seorang manusia bahwa Allah akan berbicara kepadanya kecuali dengan perantaraan wahyu atau dari belakang tabir atau dengan mengutus utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan izin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia Mahatinggi, Mahabijaksana." (Q.S.Asy-Syūrā/42: 51).
Dari kandungan ayat tersebut dapat dipahami bahwa Allah Swt. menurunkan wahyu-Nya kepada para Nabi dan Rasul dengan tiga cara, yaitu sebagai berikut.
- Allah Swt. menghujamkan langsung ke dalam diri seseorang sehingga tiba-tiba muncul dalam dirinya suatu pengetahuan bagaikan cahaya yang menerangi jiwanya. Wahyu seperti ini bisa dalam bentuk mimpi yang benar (ruqyah sadiqah) sebagaimana dialami oleh Nabi Ibrahim A.S. ketika diperintahkan untuk menyembelih Isma'il, putranya, (QS. Ash-Shaffat/37: 102). Pewahyuan cara yang pertama ini adalah pengertian wahyu menurut bahasa yang aslinya, yaitu melalui isyarat yang cepat.
- Allah Swt. memperdengarkan suara-Nya dari balik tabir. Misalnya, seperti yang dialami Nabi Muhammad Saw. dalam peristiwa Isra' Mi'raj dan seperti yang terjadi pada Nabi Musa A.S. di bukit Tursina (Q.S. An-Naml/27: 8).
- Allah Swt. mengutus malaikat Jibril A.S. sebagai pembawa wahyu yang dalam Al-Qur'an disebut sebagai Rūhul Amin atau Rūhul Qudus. Cara ini adalah bentuk wahyu yang paling tinggi karena tidak hanya berbentuk konsep, tetapi disertai dengan kata-kata yang dikenal dengan istilah wahyu matluww (wahyu yang dibacakan). Oleh sebab itu, kalangan ulama tafsir ada yang membagi wahyu ke dalam dua bagian, Wahyu Al-Jaliy (وَحْيُ الْجَلِيِّ), yaitu wahyu yang turun dengan perantaraan malaikat Jibril dan Wahyu Al-khafiy ( وَحْيُ الْخَفِيِّ ), yaitu wahyu yang turun tanpa perantaraan malaikat Jibril. Al-Qur'an termasuk jenis Wahyu Al-Jaliy, sedangkan hadits qudsi atau hadits nabawi lainnya termasuk jenis Wahyu Al-khafiy berdasarkan Q.S. An-Najm/53: 4.
Menurut Abdul Azim Az-Zarqani, ada lima cara Allah Swt. dalam menurunkan wahyu, yaitu sebagai berikut.
- Dihujamkan langsung ke dalam hati manusia pilihan-Nya sehingga merasa yakin dan tidak ada keraguan lagi dalam hatinya bahwa pengetahuan itu bersumber dari Allah Swt.
- Melalui mimpi yang benar (ru'yah sadiqah)
- Seperti gema genta (menyerupai suara gerincingan lonceng yang sangat keras). Bentuk ini yang dirasakan paling berat oleh Nabi Muhammad Saw.
- Allah Swt. berbicara langsung dengan hamba pilihan-Nya dari balik tabir.
- Melalui perantara malaikat Jibril AS yang terkadang turun dengan bentuk aslinya dan dalam keadaan khafiy dan juga pernah dalam bentuk seorang laki-laki yang menyerupai Dihyah bin Khalifah, yaitu seorang laki-laki yang sangat elok rupanya.

0 Komentar